UGM Organizing Society Hackteria Lecture
Contents
Overview
This class will discuss how organizing global with an approach of radical transdisciplinarity. As the word radical means root, this organizing is an effort undertaken by citizens to return to its roots as humans or human sapiens. In this organizing practice, staging of the capitalization of knowledge and information becomes a method of producing global knowledge.
There are at least a few elements in the organization that we already know such as:
- 1) who is involved in it
- 2) what is the purpose
- 3) what is it doing
- 4) how it works
- 5) how social relations are built
- 6) how the work agreement is built
- 7) how the division of labor.
In this class, students are invited to reflect back on the elements in community organizing through practices that have been carried out by Hacteria.org. Thus, students are given the freedom to respond; both reduce, add, redefine the elements of organization that already exist.
Schedule
Tuesday
- Preparations and Readings
Arriving at UGM
- 30 min before?
Wednesday Class
- 13:00 Introduction (Zita)
- 13:10 Who are we? (dusjagr & timbil)
- 13:20 Break-out groups (Groups A-E)
- 13:50 Pause
- 14:00 Discussion and Reflection (All)
- 14:40 Final Lecture on Hackteria (dusjagr)
- 15:00 Goodbye
Location
- Room BA 103 Faculty of Social and Political Sciences - Universitas Gadjah Mada
Mentors
Marc Dusseiller (CH)
Dr. Marc R. Dusseiller is a transdisciplinary scholar, lecturer for micro- and nanotechnology, cultural facilitator and artist. He performs DIY (do-it-yourself) workshops in lo-fi electronics and synths, hardware hacking for citizen science and DIY microscopy. He also loves coconuts. He was co-organizing Dock18, Room for Mediacultures, diy* festival (Zürich, Switzerland), KIBLIX 2011 (Maribor, Slovenia), workshops for artists, schools and children as the former president (2008-12) of the Swiss Mechatronic Art Society, SGMK. He has worked as guest faculty and mentor at various schools, Srishti Institute of Art, Design and Technology (IN), UCSB (USA) and in Switzerland, FHNW, HEAD, ETHZ. In collaboration with Kapelica Gallery, he has started the BioTehna Lab in Ljubljana (2012 - 2013), an open platform for interdisciplinary and artistic research on life sciences. Currently, he is developing means to perform bio- and nanotechnology research and dissemination, Hackteria | Open Source Biological Art, in a DIY / DIWO fashion in kitchens, ateliers and in the Majority World. He was the co-organizer of the different editions of HackteriaLab 2010 - 2017 Zürich, Romainmotier, Bangalore, Yogyakarta and Klöntal and collaborated on the organisation of the BioFabbing Convergence, 2017, in Geneva and the Gathering for Open Science Hardware, GOSH! 2016, Geneva & 2018, in Shenzhen.
versi bahasa indonesia
Dr. Marc R. Dusseiller adalah seorang sarjana interdisipliner, dosen di bidang teknologi mikro dan nano (FHNW, Universitas of Applied Sciences and Arts Northwestern Switzerland), fasilitator budaya dan juga seorang seniman. Dia bekerja dengan cara integral untuk menggabungkan ilmu pengetahuan, seni dan pendidikan. Prakteknya meliputi lokakarya di bidang elektronik lo-fi, hardware hacking, mikroskop, musik dan robotika. Dia merupakan salah satu penyelenggara Dock18, Room for Mediacultures, sebuah festival DIY kerjasama antara (Zürich, Switzerland), KIBLIX 2011 (Maribor, Slovenia), lokakarya untuk seniman, sekolah dan anak-anak ketika ia menjadi presiden (2008-2012) Swiss Mechatronic Art Society, SGMK. Pada saat ini, ia sedang mengembangkan cara untuk melakukan penelitian riset teknologi bio dan nano, pengembangan perangkat diagnosa murah, dan mengembangkan metodologi baru penyebaan ilmu pengetahuan (Hackteria | Open Source Biological Art) dalam semangat DIWO (do-it-with-others) di dapur, studio/workshop dan negara-negara berkembang.
Marc Dusseiller melakukan berbagai workshop DIY dalam aktifitasnya di bidang kesenian media baru. Workshop dalam skala kecil sering dilakukannya untuk mengatasi khalayak umum dan memperkenalkan mereka ke DIY dan seni elektronik dengan cara yang menyenangkan dan sederhana. Dia juga sedang mengerjakan sebuah sebuah proyek yang berupa sebuah wadah untuk proyek-proyek seni open-source dalam ilmu biologi dan kehidupan. Salah satu aktifitas yang dia tekuni adalah memberikan cara-hack dari teknologi generik dan terjangkau di kehidupan sehari-hari. Aktifitas hack tersebut memberikan fungsi alternatif atau fungsi baru dari sebuah teknologi. Hack Webcam untuk digunakan sebagai mikroskop digital dan penggunaan mahluk hidup mikroskopis untuk visual adalah salah satu inovasinya.
...or the short version
Marc Dusseiller aka dusjagr is a nomadic researcher and workshopologist. He is part of the Center for Alternative Coconut Research and co-founder of SGMK and the Global Hackteria Network, Co-organiser of GOSH, Gathering for Open Science Hardware. He loves making DIWO laboratories for creative biological experimentation and works in an integral way, combining science, art and education. He has worked as guest faculty and mentor at various schools, Srishti, Bangalore (IN), UCSB (USA) and in Switzerland, FHNW, HEAD, HSLU, ETHZ. He lives and works in Zürich, Yogyakarta and Taipei. He also loves synthesizers and coconuts.
Zita
A lecturer who invited dusjagr to do this!
Zita was born in Jakarta, now lives in Yogyakarta and a lecturer at the Departement of Social Welfare and Development, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada. She is interested in social movement, nowadays curious about biohacking phenomenon that rapidly grows in the society. In this meeting, she wants to know how biohacking practitioners from different backgrounds around the world building the networks.
Agus Tri Budiarto (Timbil)
Helps translation and reflection / questions from lifepatch viewpoint.
Agus Tri Budiarto (Timbil) is born in Yogyakarta, Indonesia. He is a bio hacking enthusiast, backyard wine producer, cofounder of lifepatch.org, and contributor at hackteria.org and initiate experimental food, space and laboratory Sewon FoodLab. Graduated from University of National Development Veteran (UPN-Veteran) majoring in chemical engineering. He has been active with local community practices of Yogyakarta since 2003, focusing his activities as a citizen scientist concerning local ecology issues and biopunk movements. One of his research is the use of owls as natural predators of pest rodents in rice farming in which collaborate with local farmers in the use of this technology, intended to reduce the use of chemical pesticides that are harmful to health and ecosystems, and gradually restore the habitat of the owl. He is the original co-creator of IB: SC, an art and science collaboration project on safe wince fermentation method with Microbiology Department UGM which receive the Transmediale awards in 2011.
Slides form dusjagr's lecture
Group Preparations
UGM Group A
Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi yang berimbas kepada berbagai macam lini kehidupan masyarakat, boleh dikatakan saat ini kemajuan teknologi sebuah bangsa menjadi kunci dan tolak ukur kemajuan sebuah bangsa. Hal tersebut dapat dilihat dari banyak sekali realita yang menunjukan bahwa semakin maju teknologi dan peradaban sebuah bangsa, maka kecenderunganya bangsa tersebut akan lebih maju dari sisi ekonomi, sosial dan politiknya. Bahkan saat ini muncul sebuah dikotomi yang tidak hanya membedakan sebuah negara maju-berkembang berdasarkan penghasilan ekonominya saja akan tetapi muncul sebuah dikotomi negara belahan bumi utara-selatan. Dimana kecenderunganya negara belahan bumi utara adalah negara yang memiliki kemajuan teknologi sedangkan belahan bumi selatan adalah negara dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang yang rendah. Perbedaan kemajuan teknologi yang sangat tinggi dapat menjadi sebuah jurang pemisah yang mampu menimbulkan berbagai macam masalah di kehidupan masyarakat berbagai negara. Negara dengan rendahnya kemampuan untuk meng upgrade teknologi akan terus tertinggal di belakang secara sosial ekonomi maupun politik hal tersebut karena teknologi lah yang mampu membuat berbagai macam pekerjaan di berbagai macam bidang menjadi lebih efisien. Apabila gap kemajuan teknologi antara belahan bumi utara dan selatan tidak mulai diatasi akan timbul kesenjangan dan tidak meratanya pembangunan antara satu negara dan negara lainya. Oleh sebab utama itu ‘Hackteria’, sebuah organisasi yang bergerak di bidang sains teknologi memiliki sebuah visi kedepan untuk mengurangi Gap perkembangan teknologi yang semakin hari kian menjauh. Karena kemajuan teknologi tidak berhenti mempengaruhi manusia hanya pada sektor teknologi, informasi dan hal teknis-saintis saja melainkan hal hal bersifat kemasyarakatan berupa mental, sosial, ekonomi dan berbagai macam aspek lainya yang tidak dapat disebutkan satu persatu maka perlu pendekatan yang tidak melulu pada bidang sains teknologi saja namun butuh kolaborasi yang disebut oleh marx (pencetus Hackteria) sebagai ‘Transdisipliner’ dari berbagai macam disiplin ilmu seperti ekonomi, sosiologi, budaya dan lainya. Dengan bekerja bersama dengan berbagai lintas disiplin ilmu diharapkan mampu mempersempit gap teknologi belahan bumi utara-selatan di berbagai lini kehidupan masyarakat. Melalui kerjasama lintas disiplin ilmu memungkinkan transfer of knowledge menjadi lebih efektif sehingga teknologi yang didapatkan tidak hanya tersimpan oleh satu pihak saja namun dapat saling berbagi pengetahuan yang dimiliki. Melalui video dokumenter berdurasi hampir satu jam yang menjadi bahan diskusi kelas, bersama Marx kita diajak melihat praktek kolaborasi lintas disipliner dari bidang seni, biologi dan sains teknologi saling bekerja sama satu sama lain untuk menciptakan sebuah teknologi baru. Yang menjadi pertanyaan beberapa mahasiswa di kelas saat kami berdiskusi adalah bagaimana menemukan formulasi yang tepat antara teknologi dan local knowledge supaya tidak menghilangkan kearifan local akibat kemajuan teknologi yang didapat. Hal tersebut sebetulnya sudah terjawab di dalam video tersebut yang selalu melibatkan banyak sekali unsur tradisionalitas masyarakat dalam proses pembuatan kreasi, sehingga mampu terjadi adaptasi tanpa kehilangan jati diri.
UGM Group B
Reading Articles on Global Geek Diplomacy and Open Science Hardare / Do-It-With-Others
UGM Group C
On Workshops and Biohacking. Interviews with Marc Dusseiller
UGM Group D
Watching Urban Hunting Series
UGM Group E
Hackteria as modern Art and Activism